Pengalaman mistis di Jogja


Kismis, kisah misteri


Semua yang berlatar belakang jogja memang menarik untuk disimak..termasuk cerita-cerita tentang makhluk astral yang melingkupinya. 


Salah satu cerita tentang makhluk dari dunia lain yang saya ikuti adalah serial "Keluarga tak kasat mata" yang ditulis mas Genta di kaskus. Booming banget cerita itu. 


Kalau menurut saya, kehebohan cerita itu tidak lepas dari setting kejadian yang kebetulan terjadi di jogja, disamping gaya penulisan Mas Genta yang memang mampu menimbulkan rasa penasaran dan keingintahuan pembaca. Bahkan saking ngehitsnya, cerita misteri yang berakhir di episode ke 13 itu kabarnya akan difilmkan lho.. ada yang berminat mengikuti castingnya? Berperan jadi hantunya..hihi...


Tapi sebenarnya saya tidak akan membahas tentang cerita mas genta itu, tapi saya akan cerita tentang pengalaman mistis saya sendiri..ya, my own story..karena saya juga punya kisah misteri yang ingin saya bagi... Jadi begini ceritanya...

Awal Menyapa

Cerita terjadi dahulu kala, saat saya masih bekerja di sebuah lembaga bimbingan belajar (bimbel) di Jogja. Saat itu bimbel tempat saya bekerja mengadakan program bimbingan eksklusif persiapan masuk PTN bertempat di sebuah apartemen di daerah Gejayan.


Apartemen itu dipilih  sebagai tempat pelaksanaan program, karena berdasar perhitungan, masih masuk dengan anggaran kami. Fasilitas yang ditawarkan juga lumayan lengkap. Hanya saja penampilan dari apartemen itu memang lumayan spooky


Cat gedungnya sedikit memudar. Belum lagi ternyata banyak unit di apartemen itu yang sudah dibeli dan menjadi milik pribadi, sehingga banyak yang kosong tidak ditempati karena mungkin pemiliknya ada di luar kota dan tidak sedang berlibur di Jogja.


Apartemen itu terdiri dari 2 tower. Kebetulan kami menempati tower bagian belakang. Saya lupa jumlah pasti peserta bimbel eksklusif waktu itu, mungkin sekitar 20an anak. 


Kami menempati 5 unit kamar di apartemen, plus 1 kamar untuk pengelola, dalam hal ini saya dan 2 orang rekan saya yg bertugas sebagai pemandu, dan seorang lagi driver


Setiap kamar berisi maksimal 4 orang, dan berhubung pengelola ada yang cowok, mereka kadang ikut tidur di kamar tempat siswa putra berada, agar bisa lebih dekat juga dengan mereka, sekaligus mengawasi mereka di luar jadwal belajar.


Program bimbel dirancang untuk satu bulan, dengan full agenda belajar yang sudah dirancang perhari selama satu bulan itu. Hari pertama program dimulai, siswa-siswa mulai berdatangan. kami pengelola sudah dari pagi menyiapkan diri. 


Dijadwalkan siswa yang kebanyakan datang dari luar jawa itu check in sekitar pukul 10 an. Kami sibuk mengatur dan mengantar siswa ke kamar masing-masing dan membagikan buku panduan kegiatan ke setiap peserta. 


Tidak terasa waktu beranjak sore, dihari pertama memang belum ada kegiatan belajar, baru sosialisasi kegiatan dan peraturan yang harus diikuti dan ditaati oleh semua peserta.


Sekitar pukul 20.00 acara perkenalan dan sosialisasi selesai, seluruh peserta kembali ke unitnya masing-masing. Demikian juga kami pengelola. Kami menuju kamar yang merangkap menjadi ruang sekretariat. 

Briefing dan ngobrol-ngobrol sebentar, sekitar pukul 21.00 petugas yang putra pamit menuju unit kamar pria. Tinggal saya dan 2 teman perempuan saya. Kami masih meneruskan obrolan, sekitar satu jaman, dan kemudian bersiap untuk istirahat. Sebuah bed besar kami pakai bertiga.


Baru beberapa menit kami mencoba memejamkan mata, tiba-tiba kami dikejutkan suara yang kenceng banget..seperti suara helikopter mau mendarat. Suaranya ada di lorong depan kamar kami, kami saling berpandangan. Saat itu sekitar jam 23.00-an. 


Temanku menduga itu suara trolly yang biasa dipakai house keeper untuk membawa peralatan bersih-bersih kamar, seperti alat pel maupun membawa sprei yang habis diganti. 


Suara gemuruh itu masih terdengar, sampai kemudian teman saya berinisiatif untuk membuka pintu kamar dan melongok keluar, daan... suara tersebut langsung menghilang. 


Yang ada hanya kesunyian, tidak ada tanda-tanda bekas ada aktifitas apapun di lorong itu. Kami saling berpandangan, dan kemudian pintu kamar ditutup kembali. Rupanya malam itu, malam pertama mereka memberi ucapan selamat datang kepada kami.


Gangguan Lainnya

Sejak kejadian itu, perasaan saya tidak lagi sama. Saya jadi ga nyaman berada di kamar itu. Padahal tadinya saya membayangkan bisa sedikit santai di situ. 


Namun didorong oleh perasaan tanggung jawab terhadap program, saya tepis rasa galau saya, dan bersikap seolah tidak ada kejadian apa-apa. Untung 2 orang teman sekamar saya termasuk pemberani, dan kita ga ngungkit-ungkit pengalaman kita itu lagi.


Hari kedua, program mulai berjalan. Termasuk program belajar malam, yang dijadwalkan sekitar pukul 19.30 dan berakhir pukul 22.00 WIB. Tempat yang digunakan untuk kelas belajar malam adalah ruang yang ada di bangunan depan apartemen, yang masih satu kompleks dengan apartemen. 

Namanya paseban atau apa lupa saya. Waktu itu sejak pukul 19.00 saya dan temen-temen lain sudah stand by di ruang paseban. Menunggu siswa-siswa dan tentor pengajar datang. 

Sambil ngecek sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Sebenarnya itu tugas teman saya yang lain, dan bisa saja saya tidak ikut ke bawah tapi tetep santai istirahat di kamar. Tapi mana mau saya, semenjak kejadian suara trolly misterius itu saya ga mau sendirian di kamar, kalau tidak karena terpaksa. 


Naik turun lift saja menjadi hal yang membuat senam jantung. Apalagi di lift ada kacanya, melihat bayanyan sendiri saja macam lihat sadako..hiii... Pukul 19.20 sudah banyak siswa yang mulai masuk ke kelas, beberapa yang belum kelihatan disusul sama teman saya ke kamarnya masing-masing. 


Pukul 19.30 semua siswa telah lengkap, tinggal tentornya saja yang belum nongol. Duhh..bikin senam jantung, bisa diprotes siswa ini kalau sampai tentornya ga datang. Akhirnya untuk mengisi waktu, teman yang bertugas sebagai pemandu melakukan ice breaking dengan memberi motifasi dan membacakan lagi peraturan yang harus ditaati bersama.


Sepuluh menit kemudian, seorang tentor perempuan datang dengan tergesa-gesa. Mukanya kelihatan sedikit panik dan pucat. Tadinya saya mengira itu karena dia terlambat. Setelah dia selesai minum dan sebelum mengajar, dia bilang habis bertemu dengan "sesuatu" di tangga menuju ruang kelas. 

Perasaan saya langsung degg.. tapi saya bilang, ceritanya nanti saja sekarang ngajar dulu. Dia mengiyakan, tapi minta ditemani. Jadi selama pelajaran berlangsung kami tetap di situ duduk dan ngobrol di luar kelas,tapi mata saya ga lihat sekitar, fokus saja ke depan ke arah teman2 yang jadi lawan bicara saya. Saya ga mau mendapat "kejutan" soalnya.


Kelas selesai, jam menunjukkan pukul 22.00. Mbak tentor yang habis selesai ngajar, sebut saja namanya Ria, bilang ingin nginep saja. Karena ga berani pulang ke kostnya. Saya akhirnya mengiyakan. Beriringan kami berlima menuju kamar kami. Dua orang teman yang cowok hanya mengantarkan, sebelum mereka nanti menuju unit mereka sendiri untuk istirahat. 

Selama perjalanan menuju kamar, sang tentor bisik-bisik cerita kalo tadi lihat sosok di tangga masuk. Sosok perempuan berambut panjang dengan pakaian putih, dan muka pucat. 

Duhh...hati saya jadi ga karuan..takut campur khawatir. Berharap anak-anak siswa yang ikut program tidak mengalami hal yang sama. Takutnya mereka minta pindah hotel kan kacau nantinya.


Akhirnya sepakat kita merahasiakan cerita itu. Sampai di kamar saya ke kamar mandi ambil wudhu dan sholat, kemudian bersiap beristirahat. Entah karena terbawa cerita, suasana malam itu terasa beda. Sepiii sekali. Dan sedikit gerah, padahal AC sudah disetting di suhu yang dingin. 


Dan kami terutama saya susah tidur, kami sepakat tidur dengan menutup seluruh badan dengan selimut, harapannya sih biar ga terasa takut. Tapi kok masih saja takut, bahkan semakin susah tidur. Hanya suara deru AC yang terdengar, sampai kemudian terdengar ketukan beberapa kali di tembok. 


Ketukan yang lumayan keras, membuat jantung semakin berdebar. Ketukan yang aneh, karena di balik tembok tempat ketukan berasal itu adalah kamar yang kosong tidak berpenghuni. 


Kamar semakin terasa gerah dan tidak nyaman, ragu antara keinginan keluar dari selimut atau tetap bertahan kepanasan. Dan saya memilih bertahan di dalam selimut. Suara ketukan di dinding masih terdengar, ketika tiba2 saya merasa mendengar suara nafas berat yang mendekat berkeliling di seputar kamar. 


Saya ga ingat bacaan surat dan ayat apa saja yang sudah saya baca, untuk mengusir rasa takut dan gangguan yang ada. Yang jelas waktu terasa berjalan lamaa sekali. Sampai kemudian saya merasa agak nyaman dan sayup seperti mendengar suara adzan awal, dan rasa kantuk menyerang. Dan tertidurlah saya...


Paginya kita bangun dengan nggak begitu semangat. Efek kurang tidur mungkin.. selesai mandi dan bersiap, kita turun sarapan dan bersiap dampingi siswa belajar. Di bawah panitia yang cowok sudah stand by semua. 


Salah satunya mendekati saya dan berbisik cerita kalau habis dicurhati siswa, yang katanya lihat penampakan juga. Katanya sewaktu mandi dan berendam di bathtub, tiba-tiba dia melihat sesuatu yang melayang dan wush menembus tembok. 

Duuh..apa-apaan ini..ternyata peserta sudah ada yang diganggu. Akhirnya kita pengelola berembug, dan seorang kawan mengusulkan untuk memanggil orang pintar. Berhubung saya sudah bingung mau gimana, saya iyakan saja usul itu.


Malamnya, temanku yang mengusulkan itu datang bersama seorang bapak paruh baya. Setelah ngobrol sebentar akhirnya bapaknya segera melakukan ritual. Sepengamatan saya, bapaknya itu menyalakan rokok kemudian dihembus-hembuskan asapnya secara berkeliling. 


Sekitar setengah jam.ritual itu dilakukan, dan sebagai uang lelah teman saya memberikan uang 50rb. Harapannya setelah dilakukan ritual ga ada gangguan lagi. Tapi pas pulangnya  bapaknya bilang gini, "saya ga bisa mageri semua, hanya yang berbahaya saja yang saya pageri" 


Wah...perasaan saya langsung ga enak. Ya sudah, sementara lupakan saja, sambil terus berdoa. Semoga semua baik-baik saja. Keesokan harinya, berbeda dengan biasanya. Setelah mendengar cerita dari siswa kalo dia lihat "penampakan" di kamar mandi, segala kegiatan yang berbau kamar mandi menjadi tidak menyenangkan bagi saya. 


Mandi dan gosok gigi dengan tergesa. Sambil teriak-teriak memastikan teman masih ada di kamar. Ide berendam di bathtub lupakan saja. Pokoknya semua segera tergesa, ga ada nyaman-nyamannya.


Sorenya ternyata mereka masih menggoda. Sewaktu saya dan teman lagi ngobrol-ngobrol, tiba-tiba HP saya dan teman saya berbunyi. Kami sama2 melihat ke arah HP kami. Di layar tidak nampak angka atau nama dari penelpon. 


Bener-bener blank, hanya dering telpon dan layar HP yang berpendar bercahaya. Kami saling pandang. Temanku yang akhirnya ngangkat HPnya. Dan hanya terdengar suara kresek-kresek, selebihnya hening, sunyi.


Akhirnya untuk meminimalisir ketegangan, saya hubungi kantor. Saya minta untuk yang masih bujang dan kost untuk bermalam di apartemen saja. Biar suasana rame. Beberapa bersedia, jadilah setiap malam personil yang nginep bertambah dan mengurangi ketegangan yang ada.


Dan Alhamdulillah program Bimbel berjalan sesuai rencana. Gangguan-gangguan masih sering muncul, beberapa siswa juga mengalaminya. Bahkan akhirnya siswa-siswa tidak tidur sesuai kamarnya, tapi bergerombol di kamar yang dirasa paling aman dan nyaman.


Selesai program, saya baru berani nanya-nanya asal mula bangunan itu. Info yang saya dapat, dulu tanah dimana bangunan itu berdiri adalah bekas makam. Dan pusat angkernya ada di area parkir bawah dan di kolam renangnya. 


Benar tidaknya saya tidak tahu. Yang pasti tingkat hunian yang rendah menjadikan apartemen itu tidak terawat sehingga terkesan sepi dan singup..itu pengalaman saya dulu, sekitar tahun 2004-an, kalau sekarang tidak tahu seperti apa kondisinya.
Sapti nurul hidayati
Saya seorang ibu rumah tangga dari Yogya. Blog ini saya buat untuk tempat berbagi cerita dan pengalaman tentang apa saja. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan saya. Untuk kerjasama, silakan kontak ke saptinurul (at) gmail.com

Related Posts

3 komentar

Posting Komentar

Popular

Subscribe Our Newsletter