Keunikan Kudapan Kegemaran para Raja Jogja

Saya sangat suka makan. Berwisata ke suatu tempat, belum mantab kalo belum mencicipi kuliner yang menjadi ciri khasnya. Sewaktu saya ga sengaja lewat alun-alun utara, dan melihat bangunan keraton, entah kenapa sebagai golongan rakyat jelata,  saya jadi ingin tahu lebih banyak tentang kudapan-kudapan kegemaran raja-raja yogyakarta.

Dari informasi yang saya dapatkan, kuliner keraton jogja dalam perkembangannya banyak dipengaruhi oleh kuliner barat (belanda) terutama antara tahun 1921 -1939, pada masa sultan HB VII dan sultan HB VIII, dengan penyesuaian cita rasa yang disesuaikan dengan lidah jogja.

Beberapa kudapan khas keraton memiliki nama yang unik, rasanyapun sepertinya juga asyik (soalnya ada beberapa yang saya belum pernah nyoba).

Berikut beberapa contoh kudapan khas raja-raja Jogja :


1. Prawan Kenes

Prawan artinya gadis, kenes artinya centil. Jadi prawan kenes artinya gadis centil. Tidak tahu pasti kenapa kudapan kegemaran Sultan HB IX yang terbuat dari pisang raja yang dijepit bambu dan dibakar serta disajikan dengan saos santan yang dimasak dengan gula merah ini dinamai demikian.

Prawan kenes, sumber : www.filkr.com

Apakah pisang yang dijepit bambu menggambarkan sosok prawan, sementara saos santan diibaratkan gincu yang membuat penampilannya kelihatan centil? Entahlah...Hidangan ini cocok disajikan hangat bersama teh atau kopi. Pasti yummy sekali.

2. Bendul

Merupakan kegemaran sultan HB VIII, terbuat dari singkong kukus yang dihaluskan dan dicampur dengan kelapa parut dan gula yang dibentuk bulat gepeng kemudian dipanggang. Untuk penyajian, bendul tadi ditusuk dengan stick es krim. Rasanya hampir mirip dengan gethuk, cuma lebih lembut teksturnya.

Bendul, sumber: www.merdeka.com

Mungkin dinamai bendul karena bentuknya bulat gepeng, seperti tonjolan pada kulit muka kita kalau terantuk benda keras sehingga meninggalkan bekas berbentuk bulat gepeng yang orang jawa biasa sebut mbendul.

3. Manuk nom

Lucu ya namanya. Manuk itu burung, nom itu muda, jadi burung muda. Nama hidangan ini sama sekali tidak menggambarkan jenis bahan yang digunakan, karena manuk nom  merupakan kudapan sejenis puding yang terbuat dari tape ketan, susu, margarine, gula dan telur yang dicampur rata dan dikukus. Dihidangkan bersama dengan emping.

Manuk nom, sumber : www.resep88.com

Emping memang biasa dipasangkan untuk menikmati tape ketan, tapi untuk hidangan sultan, tapenya diolah dulu jadi puding. Mungkin agar penampilannya lebih menarik hati. Hidangan ini merupakan kegemaran Sultan HB VII dan VIII.

4. Kapiratu

Merupakan kesukaan sultan HB VIII. Hidangan mirip dengan lumpia, dengan kulit terbuat telur dadar yang diisi dengan daging giling, kemudian digulung. Ini pasti enaak...

Kapiratu, sumber : Ig bidara silsi anjani



5. Roti Jok

Jok dalam bahasa indonesia berarti diguyur. Merupakan kegemaran sultan HB VII. Hidangan ini mirip dengan apem. Terbuat dari campuran tepung beras dan tepung terigu yang ditambah dengan gula, margarine, telur, dan santan dan dimasak dengan cetakan apem. Dihidangkan bersama dengan semur lidah atau semur ayam, yang diguyurkan (dijok) di atas rotinya.

Roti jok, sumber www.sorotjogja.com

Itu sebabnya namanya roti jok. Bukan jok motor atau mobil ya maksudnya..

6. Jadah manten

Makanan yang terbuat dari ketan berisikan daging giling berbalut kulit yang terbuat dari telur dan terigu. Disajikan dengan dijepit dengan bambu lalu dipanggang.

Jadah manten, sumber : adtbasw.wordpress.com

Merupakan kegemaran sultan HB VII. Hidangan ini saat ini banyak dijumpai di acara nikahan, sebagai simbol pengharapan agar pernikahan yang dijalani terus terikat erat langgeng sepanjang masa.

7. Songgo buwono

Merupakan makanan yang dulu sering dibagikan oleh pihak keraton pada masa pemerintahan sultan HB VII di bulan puasa untuk meningkatkan gizi rakyatnya. Ide pembuatannya datang langsung dari Sultan HB VII, dan merupakan modifikasi dari roti burger.

Songgobuwono, sumber : fjb kaskus

Songgobuwono berbentuk roti soes yang diisi dengan daging giling, telur, sayur, tomat dan diberi saos mayones..lezat sekali. Oh ya, songgo.buwono memiliki makna filosofis. Songgo artinya menyangga, buwono dunia, jadi songgo buwono merupakan makanan yang menggambarkan dunia dan seisinya.

Demikian sedikit info tentang kudapan khas keraton. Sebenarnya masih banyak hidangan keraton yang menarik untuk dikupas, ini baru sebagian kecil dari warisan kuliner keraton jogja yang ada yang patut dilestarikan.

Bagaimana, menarik bukan? Seandainya anda tertarik mencoba hidangan favorit para raja jogja, anda bisa datang ke Bale Raos atau Gadri Resto. Saya pernah mencoba bistik lidah kesukaan sultan HB IX di Bale Reos..memang sedap..sesedap harganya..untung ditraktir...he3
Sapti nurul hidayati
Saya seorang ibu rumah tangga dari Yogya. Blog ini saya buat untuk tempat berbagi cerita dan pengalaman tentang apa saja. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan saya. Untuk kerjasama, silakan kontak ke saptinurul (at) gmail.com

Related Posts

Posting Komentar

Popular

Subscribe Our Newsletter